Postingan

Manusia Makhluk Moral

MANUSIA MAHLUK MORAL Nabi Muhammad saw Diutus untuk Menyempurnakan Akhlak Manusia    “Sesungguhnya aku diutus untuk menyemurnakan akhlak manusia”. (Hadits) Isi hadits yang “populer” tersebut telah begitu dihafal oleh hampir semua masyarakat muslim. Sebuah pernyataan yang berisi kepastian dari Nabi Muhammad saw tentang tujuan Allah mengutusnya. Nabi Muhammad diutus bukan untuk menyempurnakan agama, tetapi untuk menyempurnakan akhlak. Hal itu menunjukkan bahwa yang akan menjadi kunci lengkapnya keimanan dan keislaman seseorang adalah akhlaknya. Allah tidak akan memberi tugas menyempurnakan akhlak kepada seseorang, seandainya yang ditugasi itu tidak memiliki akhlak yang baik. Akhlak yang baik, seleblum Muhammad menjadi Nabi, telah diperlihatkan dalam aneka hubungan sosial yang bisa dinilai oleh orang banyak di sekeliling Muhammad. Julukan al-amiin adalah julukan yang berisi kepercayaan yang amat berharga dari masyarakat di sekeliling Muhammad pada saat itu. Artinya, apa yang menj

Manusia Dan Media

Manusia dan Media   Gerak perkembangan teknologi media kini sudah sangat sulit dibendung. Sejalan dengan hal itu, keberadaan gadget (gawai) untuk keperluan memanfaatkan aneka media informasi juga semakin mudah dan terjangkau. Gawai yang mumpuni dengan harga yang murah kini semakin banyak ditawarkan oleh vendor-vendor layanan jual produk perangkat teknologi media tersebut. Layanan jaringan murah pun semakin beragam dan banyak disediakan oleh para pemilik produk layanan jaringan.  Zaman tahun 1970-an, media informasi yang bisa diakses secaa terbatas terdiri atas koran, radio, dan televisi (masih sangat langka). Kini, untuk mendapatkan informasi ataupun layanan informasi khusus yang memanjakan pengguna ditawarkan di manamana. Keragaman sumber penyebar informasi menjadikan dunia berita masa kini telah mengalami kelebihan beban. Siapa saja bisa menjadi pemberita --benar maupun hoax- dalam banyak media tayangnan informasi. Segera setelah tayang, berita apapun bisa menyebar dengan pr

Manusia Dan Teknologi

Manusia dan Teknologi  Istilah teknologi, ditegaskan oleh vam Peurseun adalah “perpanjangan tangan manusia” (1988). Ketika suatu benda atau kondisi tertentu dikategorikan sebagai alat yang bisa digunakan untuk memperpanjang jangkauan tangan manusia, maka Peurseun menyebutnya sebagai (hasil, perangkat) teknologi. Bisa dibayangkan kembali gambargambar ilustrasi yang pernah menghiasi buku pelajaran IPA untuk SD, di situ digambarkan ada orang yang sedang menggali tanah menggunakan sekop, ada orang yang mengungkit batu menggunakan sejenis linggis, atau seseorang yang sedang menyalakan api dalam tungku, semua itu bertalian dengan perangkat teknologi sesuai masanya. Ketika seseorang ingin mengambil buah yang ranum yang bergantungan di ranting-ranting pohon menggunakan galah, galah itu adalah produk teknologi. Dan, ketika seseorang ingin berkomunikasi dengan keluarganya di tempat yang jauh, ada yang mengirimkan berita melalui kurir, melalui surat lewat jasa kantor pos atau jasa pengantar

Manusia Makhluk Budaya

MANUSIA MAHLUK BUDAYA   Telah Terjadi Kerusakan di Darat dan di Laut Karena Ulah Manusia  Allah telah mengungkap masalah hasil perilaku manusia yang membawa dampak baik maupun buruk di muka bumi. Begitu banyak tanda keberhasilan manusia masa lalu yang telah “dipajang” dalan etalase Dunia yang memungkinkan menjadi bahan pembelajaran bagi manusia-manusia setelahnya. Allah swt selalu menantang manusia untuk melakukan perjalanan (bisa juga berwisata, lebih jauh wisata tadabbur alam) terutama mempelajari kejadian-kejadian yang terkait dengan peristiwa masa lalu yang telah digambarkan di dalam isi ayat-ayat Al-Quran. Ada 5 ayat Al-Quran yang berisi perintah siiruu (berjalanlah), dengan penekanan pada sisi pemeriksaan. Pemeriksaan dimaksud ada yang bertalian dengan pemeriksaan bagaiman akibat yang pernah diterima masyarakat masa lalu setelah mereka tidak mengikuti perintah Allah swt; ada juga yang berisi perintah memperhatikan bagaimana suatu proses penciptaan yang dilakukan oleh A

Manusia Makhluk Peneliti

MANUSIA MAHLUK PENELITI   Dasar Kewajiban Melakukan Penelitian  Allah menuntut calon Nabi, Muhammad saw, untuk melakukan kegiatan pembacaan (iqra) sejak awal tugas kenabiannya. Bahan iqra yang menjadi tuntutan pada saat itu adalah mengenai masalah  penciptaan manusia. Pembacaan yang dituntut adalah pembacaan yang seharusnya memerlukan penelitian yang mendalam. Penelitian itu dimulai dengan mempelajari sesuatu yang paling dekat dengan diri manusia, yaitu tentang dirinya, tentang bagaimana Allah menciptakan diri manusia. Perintah iqra yang dilengkapi dengan pemberitaan yang mendasar tentang penciptaan manusia telah dismpaikan oleh Allah sebagai bahan ajar pertama untuk calon Nabi. Pemberitaan tentang konsep penciptaan berupa kalimat jawaban (mendasar) adalah “Khalaqal insaana min ‘alaq” (“Manusia diciptakan dari segumpal darah”), yang memerlukan pengkajian mendalam. Hal itu terkait dengan paparan pada ayat Allah lainnya yang menjelaskan tentang proses tahap-tahapan penciptaan